Jumat, 17 Desember 2010

PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA

RINGKASAN MODUL 4
PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA
 
 


Kegiatan Belajar  1  Pembelajaran Berbasis Budaya: Pengertian
Kegiatan Belajar  2  Model dan Aplikasi Pembelajaran Berbasis Budaya
Disusun  untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Pembaharuan Pembelajaran di SD

                                       I:\UT.WMF
DISUSUN OLEH

1.      SRI WAHYUNINGSIH             NIM    818612407
2.      SRI HIDAYATI                          NIM    818612439
3.      Rr. SITI NURHANIYATI         NIM    817906098
4.      WADIRIN                                   NIM    819756216
5.      SIGIT CAHYONO                     NIM    818612478

PROGRAM STUDI  S1 PGSD GURU KELAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2010
Kegiatan Belajar 1
PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA: PENGERTIAN

Pada dasarnya sekolah merupakan tempat kebudayaan karena proses belajar merupakan proses pembudayaan yakni untuk pencapaian akademik siswa, untuk membudayakan sikap, pengetahuan, keterampilan dan tradisi yang ada dalam suatu komunitas budaya. Budaya menurut E.B Taylor (1871) adalah pola utuh perilaku manusia dan produk yang dihasilkannya yang membawa pola pikir, pola lisan, pola aksi, dan artifak, dan sangat tergantung pada kemampuan seseorang untuk belajar, untuk menyampaikan pengetahuannya kepada generasi berikutnya melalui beragam alat, bahasa dan pola nalar.
Dengan demikian belajar budaya merupakan proses belajar satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh dari beragam perwujudan yang dihasilkan dan atau berlaku dalam suatu komunitas.
A.    PROSES PEMBUDAYAAN
Proses pembudayaan terjadi dalam bentuk pewarisan budaya dari satu generasi kepada generasi berikutnya, dan adopsi tradisi budaya orang yang belum mengetahui budaya tersebut sebelumnya. Pewarisan tradisi budaya dikenal sebagai proses enkulturasi, sedangkan adopsi tradisi budaya dikenal sebagai proses akulturasi. Kedua proses tersebut berujung pada pembentukan budaya dalam suatu komunitas. Proses pembudayaan enkulturasi biasanya terjadi secara informal dalam keluarga, komunitas budaya suatu suku atau komunitas budaya suatu wilayah. Proses pembudayaan enkulturasi dilakukan oleh orang tua yang dianggap senior terhadap anak-anak atau terhadap orang yang dianggap lebih muda. Tata krama, adat istiadat, keterampilan suatu suku atau keluarga biasanya diturunkan kepada generasi berikutnya melalui proses enkulturasi.
Sementara itu, proses akulturasi biasanya terjadi secara formal melalui pendidikan. Seseorang yang tidak tahu, diberi tahu dan disadarkan akan keberadaan suatu budaya, kemudian orang tersebut mengadopsi budaya tersebut.  Pendidikan merupakan proses pembudayaan, dan pendidikan juga dipandang sebagai alat untuk perubahan budaya. Proses pembelajaran di sekolah merupakan pembudayaan yang formal atau proses akulturasi. Proses akulturasi bukan semata-mata tansmisi budaya dan adopsi budaya, tetapi juga perubahan budaya. Pada saat yang bersamaan, pendidikan merupakan alat untuk konservasi budaya, transmisi, adopsi, dan pelestarian budaya.
B.     PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya menjadi sebuah metode bagi siswa untuk mentrasformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip yang kreatif tentang alam sehingga peran siswa bukan sekedar meniru atau menerima saja informasi, tetapi berperan sebagai penciptaan makna, pemahaman dan arti dari informasi yang diperolehnya.
Pembelajar berbasis budaya dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1.      Belajar tentang Budaya Menempatkan Budaya sebagai Bidang Ilmu
Proses belajar tentang budaya, sudah cukup dikenal selama ini, misalnya mata pelajaran kesenian dan kerajinan tangan, seni dan sastra, seni suara, melukis atau menggambar, seni musik, seni drama, tari dan lain-lain. Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus, tentang budaya. Mata pelajaran tersebut tidak terintegrasi dengan mata pelajaran lain, dan tidak berhubungan satu sama lain.

2.      Belajar dengan Budaya
Dalam belajar dengan budaya maka budaya dan perwujudannya media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dan contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.
3.      Belajar melalui Budaya
Belajar melalui budaya merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya. Belajar melalui budaya merupakan salah satu bentuk multiple representation of learning assessment atau bentuk penilaian pemahaman dalam beragam bentuk.
C.    LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA
Pembelajaran berbasis budaya merupakan salah satu cara yang dipersepsikan dapat:
1.      Menjadikan pembelajaran bermakna dan kontekstual yang sangat terkait dengan komunitas budaya, dimana suatu bidang ilmu dipelajari dan akan diterapkan nantinya, dan dengan komunitas budaya dari mana anda berasal;
2.      Menjadi pembelajaran menarik dan menyenangkan. Kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penciptaan makna secara kontekstual berdasarkan pada pengalaman sebagai seorang anggota suatu masyarakat budaya merupakan salah satu prinsip dasar dari teori konstruktivisme.
Teori konstruktivisme dalam pendidikan terutama berkembang dari hasil pemikiran Vygotsky yang menyimpulkan bahwa siswa mengkontruksikan pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Konstruktivisme juga dikembangkan oleh piaget yang menyatakan bahwa setiap individu menciptakan makna dan pengertian baru, berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dan dipercayai dengan fenomena ide atau informasi baru yang dipelajari.
D.    PERUBAHAN BUDAYA PEMBELAJARAN
1.      Proses Belajar
Proses belajar dalam pembelajaran berbasis budaya berfokus pada hal-hal sebagai berikut:
1.      Strategi atau cara agar siswa dapat melihat keterhubungan antar konsep atau prinsip dalam bidang ilmunya, dengan budaya, dalam beragam konteks yang baru, dan dalam konteks komunitas budayanya.
2.      Strategi atau cara agar siswa memperoleh pemahaman terpadu tentang bidang ilmu dan budaya sebagai landasan untuk berfikir kritis, menyelesaikan beragam permasalahan dalam konteks komunitas budaya, serta mengambil keputusan yang sahih berdasarkan kaidah keilmuan.
3.      Strategi atau cara agar siswa dapat menciptakan makna berdasarkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki, melalui beragam interaksi aktif dengan siswa lain, tokoh, guru, dan juga dengan materi contoh konkret.
4.      Strategi atau cara agar semua siswa dapat berpartisipasi aktif, senang dan bangga utuk belajar bidang ilmu dalam pembelajaran berbasis budaya.
5.      Strategi atau cara agar siswa dapat memperoleh pemahaman bahwa ada kaidah keilmuan dan kehidupan sehari-hari siswa dan konteks komunitas budayanya, juga ada budaya dalam konteks bidang ilmu, dan bahwa kaidah keilmuan adalah bagian dari budaya mereka.
2.      Kurikulum
Dalam pembelajaran berbasis budaya, kurikulum dirancang agar:
1.      Memungkinkan siswa untuk belajar dengan tenang, dan guru untuk memadu proses pembelajaran tanpa dikejar-kejar target pokok bahasan namun tetap tidak menyimpang dari pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai siswa berdasarkan kurikulum.
2.      Dapat mengggambarkan keterkaitan antar konsep dalam suatu bidang ilmu, dengan bidang lain dan juga budaya komunitas siswa, dan menggambarkan posisi suatu bidang ilmu dalam hubungannya dengan beragam bidang ilmu.
3.      Membantu siswa untuk dapat menunjukkan atau mengekspresikan keterkaitan bidang ilmu yang dipelajarinya dengan budaya komunitasnya dan dengan bidang ilmu lainnya.
3.      Guru
Dalam pembelajaran berbasis budaya, guru berfokus untuk:
1.      Dapat menjadi pemandu siswa, negosiator makna yang andal, dan pembimbing siswa dalam eksplorasi, analisis, dan pengambilan keputusan.
2.      Menahan diri agar tidak menjadi otoriter atau menjadi satu-satunya sumber informasi bagi siswa.
3.      Dapat merancang proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menarik sehingga guru tidak hanya berceramah dan siswa hanya mendengarkan.
4.      Merancang strategi secara kreatif agar dapat mengetahui kemampuan dan keterampilan yang dicapai persiswa dalam proses belajar.
5.      Merancang strategi yang memungkinkan siswa agar terbiasa berpikir ilmiah dalam mengutarakan ide atau gagasan, menjelaskan rasional, berargumentasi dan menghasilkan karya tulis ilmiah.
4.      Siswa
Ide dan pendapat siswa adalah jendela dari pola pikir mereka. Dalam pembelajaran berbasis budaya, siswa bukan pasif hanya menerima pengetahuan dan keterampilan yang disampaikan guru, tetapi merupakan subyek yang menciptakan makna, dan bahkan kontributor terhadap perkembangan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang ilmu. Dengan demikan siswa dalam pembelajaran berbasis budaya, diakui dan dihargai sebagai sebagai individu dengan latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan awal yang unik, yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk belajar dan untuk menjadi kreatif berdasarkan kaidah dalam konteks komunitas budayanya. Pembelajaran berbasis budaya menempatkan siswa pada posisi strategis dalam proses pembelajaran, dan guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran yang andal dan kreatif.




Kegiatan Belajar 2
MODEL DAN APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi pembelajaran yang berbeda dari strategi pembelajaran yang berbasiskan bidang studi yang biasa digunakan oleh para guru di banyak sekolah.
A.    SUBSTANSI (MATERI) DAN KOMPETENSI BIDANG ILMU
Pemahaman terpadu sebagai hasil pembelajaran berbasis budaya mempersyaratkan adanya penciptaan makna oleh siswa atas substansi bidang ilmu dan konteksnya. Konteks dalam hal ini adalah komunitas budaya. Substansi meliputi:
1.      Content knowledge, yaitu konsep dan prinsip dalam bidang ilmu.
2.      Inquiry and promlem solving knowledge, yaitu pengetahuan tentang proses penemuan dan proses penyelesaian masalah dalam bidang ilmu.
3.      Epistemic knowledge, yaitu pengetahuan tentang aturan main yang berlaku dalam bidang ilmu.
B.     KEBERMAKNAAN DAN PROSES PEMBELAJARAN
1.      Tugas yang bermakna bersifat kontekstual karena dirancang dari pengetahuan dan pengalaman awal siswa berdasarkan contoh-contoh dan penerapan aktivitas sehari-hari pada konteks komunitas budayanya.
2.      Interaksi aktif, yang merupakan sarana terjadinya proses negoisasi dalam penciptaan arti atau interaksi harus bermakna bagi siswa dan memfasilitasi terjadinya proses penciptaan makna. Terdapat beragam metode yang dapat dirancang dalam pembelajaran berbasis budaya, antara lain:
a.       Pembelajaran melalui proyek
b.      Pembelajaran berbasis masalah
3.      Penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual. Dalam penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual guru maupun siswa bertumpu pada pengalaman dan pengetahuan awal siswa dalam konteks komunitas budaya sebagai titik awal proses belajar.
4.      Pemanfaatan berbagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis budaya, pemanfaatan berbagai sumber belajar mencakup pemanfaatan bahasa sebagai alat komunikasi ide dan pemanfaatan komunikasi budaya sebagai konteks proses pembelajaran.
C.    PENILAIAN HASIL BELAJAR
Beragam teknik dan alat ukur hasil belajar digunakan dalam pembelajaran berbasis budaya yang pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam upaya siswa untuk menunjukkan keberhasilan dalam belajar dengan penciptaan makna dan pemahaman terpadu, siswa dapat menggunakan beragam perwujudan, misalnya poster, puisi, catatan harian, laporan, tarian, lukisan, dan ukiran.
D.    PERAN BUDAYA
Budaya dalam berbagai perwujudannya secara instrumental dapat berfungsi sebagai media pembelajaran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran berbasis budaya, peran budaya dalam memberikan suasana baru yang menarik untuk mempelajari suatu bidang ilmu yang dipadukan secara interaksi aktif dalam proses pembelajaran.

E.     APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA
Aplikasi pembelajaran berbasis budaya, berdasarkan pada keunggulannya untuk membelajarkan tentang bidang ilmu bersamaan dengan membelajarkan siswa tentang budaya dari komunitasnya telah diaplikasikan antara lain melalui berikut:
1.      Program SUAVE yang dilakukan di California, AS, yaituproram untuk membantu guru menggunakan benda-benda seni untuk mengajarkan bidang ilmu seperti, Matematika, IPS, IPA dan Bahasa.
2.      Etno matematika di Filipina yang dilaksanakan oleh UP College of Baguino, yaitu Discipline of Mathematics.
3.      Pembelajaran Science, Environment, Technology and Society (SETS), yaitu pembelajaran terpadu yang membelajarkan siswa untuk memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegratif antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4.      Pembelajaran Inovatif IPA-TORAY, yaitu suatu program inovasi dalam pembelajaran IPA (pembelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia).

4 komentar:

  1. untuk referensinya boleh saya tahu?

    BalasHapus
  2. untuk referensinya boleh saya tahu?

    BalasHapus
  3. Betway Review – Best Online Casino of 2021
    It was launched on October 제왕카지노 24, 2019. Betway offers septcasino a wide variety of games that can be played at any of its desktop or mobile devices. It's safe 바카라사이트 to say that

    BalasHapus